Disebuah sekolah di
Yogyakarta, tepatnya di SMP Bumi Pertiwi, ada seorang anak bernama syeila dan
lisa. Mereka adalah sahabat sejati yang tidak bisa terpisahkan. Semua itu bukan
cuma karna rumah mereka yang searah, tapi karna mereka sudah menjadi teman
sejak dari TK. Lisa mengenal semua keluarga Syeila, begitupun sebaliknya dengan
syeila. Syeila adalah seorang anak orang kaya dan di segani, sedangkan lisa
hanyalah anak tukang pos dan ibu rumah tangga yang membuka warung kecil di
depan rumah. Meski begitu, itu tak menghalangi mereka untuk tetap bersahabat.
Setiap hari mereka selalu berangkat dan pulang sekolah bersama. Saat di sekolah
pun mereka bersama. Kelas sama, duduk bersama, melakukan apapun bersama. Tapi
itu semua tidak membuat mereka tidak dekat dengan teman lain. Namun ada
beberapa anak yang tidak suka dengan persahabatan mereka. Yaitu Nerissa, Grace,
dan Patricia. Mereka bertiga adalah geng yang sangat terkenal di sekolah.
Mereka bertiga juga anak orang kaya. Pantas mereka sangat sombong. Terlebih
kepada lisa. Di bawah ini adalah cerita persahabatan lisa bersama
teman-temannya.
Pagi itu seperti biasa,
syeila berangkat sekolah bersama sopir pribadi. Sebelum ke sekolah dia
sempatkan untuk mengajak lisa berangkat bersama….
(sesampainya dirumah
Lisa)
Syeila : “Assalamuallaikum,…”
Ibu Lisa : “Walaikumusallam, Eh, Neng syeila.
Mencari lisa ya..”
Syeila : “Eh iya bu. Lisanya ada bu?”
Ibu lisa : “Oh ada. Sebentar ya
Neng. (membalik badan, menuju rumah) Lisa,Lisa… sudah di tunggu Neng Syeila.
Cepat!!!”
Lisa :
“Iya bu…”
Ibu Lisa :
“(membalik badan kearah syeila) sebentar yang neng(syeila).”
Lisa :
“Pagi Syeila. Bu, Lisa berangkat sekolah dulu ya..”
Syeila :
“Pagi juga..”
Ibu Lisa : “Iya, hati-hati ya..”
Syeila :
“Mari, bu..”
Ibu lisa :
“Iya neng..”
(dimobil syeila)
Lisa :
“Syel, maaf ya..”
Syeila :
“Ha, maaf?? Untuk apa?”
Lisa :
“Selama ini aku sudah merepotkan kamu.. Setiap pagi kamu selalu menjemput aku
di rumah. Kalau pulang kamu juga mengantarku sampai dirumah.”
Syeila :
“Ah, sudahlah.. itulah gunanya sahabat.”
Lisa :
“Tapi, selama ini tidak ada yang bisa kuberikan padamu.”
Syeila :
“Lisa, sahabat yang baik itu selalu menolong sahabatnya tenpa pamrih,.”
Lisa :
“Terima kasih ya syeila.”
Syeila :
“Oh iya, Lisa.”
Lisa :
“Ya..??”
Syeila :
“Kamu sudah mengerjakan PR matematika belum?”
Lisa :
“Sudah. Memangnya kenapa??”
Syeila :
“Aku kesulitan untuk mengerjakan soal yang terakhir. Apa kamu bisa
mengajariku??”
Lisa :
“Tentu saja bisa. Mari bawa kesini bukunya. (sambil membaca soal) oh yang
ini,?. Untuk bisa mengerjakan soal yang ini, kita harus menggunakan rumus phitagoras (mengajari Syeila untuk
mengerjakan soal).”
Syeila :
“(selesai mengerjakan soal) Terima kasih ya Lisa.”
Lisa :
“Sama-sama. Itulah gunanya sahabat.”
Syeila :
“Lisa, kita sudah sampai..”
Lisa :
“Oh iya, sampai lupa.”
(turun dari mobil dan berjalan menuju kelas. Didepan
pintu kelas mereka sudah di hadang oleh nerissa dkk.)
Nerissa :
“Teman-teman, lehat deh si kaya dan si miskin udah datang. Kok si kaya mau
maunya ya berteman dengan si miskin??”
Begitulah kalimat yang selalu di ucapakan nerissa
setiap melihat syeila dan lisa memasuki kelas. Julukan si kaya untuk syeila,
dan si miskin untuk lisa. Syeila dan Lisa tidak terlalu menanggapi, karena
mereka sudah terbiasa di ejek seperti itu oleh Nerissa. Mereka berpikir, nanti
Nerissa juga cepek sendiri. Tapi memang dulu saat Pertama kali di ejek seperti
itu, Lisa sampai menangis.
(di dalam kelas, menunggu bell berbunyi)
Syeila :
“Eh Lis, ta..”
Kalimat syeila terpotong dengan kedatangan Nerissa
dkk.
Nerissa :
“Eh si kaya lagi ngomong sama si miskin. Apa gak jijik?!!! Iuh...”
Patricia,Grace :
“Well,”
Syeila :
“Hey nerissa. Kamu itu kok nggak ada bosen bosennya sih nggangguin aku sam
Lisa!”
Lisa :
“Sudahlah syel, aku nggak apa-apa kok..”
Syeila :
“Tapi lis, mereka itu udah nggangguin kita..”
Lisa ;
“Sudahlah, nanti tuhan pasti akan membalas mereka,”
Nerissa :
“ Hey Lisa, jangan sok ceramah deh!”
Grace :
“Yeach. Lagian kalau mau ceramah tu di masjid. Bukan di kelas!”
Patricia :
“Well, namanya juga anak miskin. Jadi gak tau sopan santun. Ngomongnya
ngelantur..”
Kringg.. bell pun berbunyi. Mereka semua segera duduk
di kursi dan siap untuk memulai pelajaran. Pelajaran hari itu adalah Sosial
Ekonomi. Dalam pelajaran itu guru menjelaskan bahwa manusia tidak bisa hidup
sendiri. Mereka pasti membutuhkan orang lain. Jadi jangan sekali kali kita
menjelek jelekan orang yang ada di sekitar kita. Karena suatu saat kita pasti
membutuhkan orang itu.
(kringg.. bel tanda pelajaran berakhir berbunyi.
Guru pun sudah meninggalkan kelas)
Syeila :
“Lisa,”
Lisa :
“Iya. Ada apa syel?!”
Syeila :
“Maaf ya hari ini aku tidak bisa mengantarmu pulang..”
Lisa :
“Oh tidak apa-apa kok. Kan sesekali aku jadi bisa untuk tidak merepotkanmu.
Memangnya kamu mau kemana syel?”
Syeila :
“Ah tidak. Aku di ajak mamaku pergi,”
Lisa :
“Oh, kalau begitu, sampai jumpa besok,”
Syeila :
“Sampai jumpa besok. Besok pagi aku jemput ya…”
Lisa :
“Baiklah,”
Sepeninggal Syeila, Lisa mulai berjalan kaki pulang
kerumah. Di jalan, Lisa mendengan teriakan orang minta tolong.
Nerissa dkk :
“Tolong, tolon, tolooonggg…..”
Lisa :
“Suara apa itu? Seperti teriakkan orang minta tolong..”
Lisa terus mencari asal suara tersebut. Sehingga di
menemukan bahwa suara itu berasal dari sebuah jurang. Dan Lisa melihat Nerissa,
Grace, dan Patricia sedang berpegangan pada tangkai pohon, dan berusaha untuk
tetap mempertahankan diri mereka supaya tetap berpegag pada ranting.
Lisa :
“Nerissa? Grace? Patricia? Apa yang kalian lakukan disana?”
Nerissa dkk :
“Lisa?”
Nerissa :
“Lisa, tolong kami..”
Grace :
“Nerissa, Lisa nggak akan mungkin mau nolongin kita.”
Patricia :
‘Iya. Melihat perlakuan kita selama ini kapada Lisa, Lisa pasti tidak mau
nolongin kita.,”
Lisa :
“Teman-teman, kalian ini bicara apa. Bagaimanapun sikap kalian terhadap ku,
kalian tetap temanku. Mari sini aku bantu.”
Grace :
“Oh, terima kasih Lisa…”
Setelah selesai menolong Nerissa dkk. Mereka ngobrol
sebentar…
Nerissa :
“Um, Lisa terima kasih ya, atas bantuannya.”
Lisa :
“Ah sudahlah. Inilah gunanya teman.”
Patricia :
“Um, Lisa. Maafkan atas sikap kami selama ini ya? Kamu mau memaafkan kami kan?”
Lisa :
“Tentu saja.”
Grace :
“Um, Lisa. Apakah kamu mau menjadi teman kami??”
Nerissa :
“Iya, mau ya?! Ajak sekalian Syeila.”
Lisa :
“Baiklah. Nanti Syeila akan aku kabari.”
Selepas perbincangan itu, Lisa pun pulang. Ibunya
pun sempat bertanya..
Ibu Lisa :
“Lhoh Lisa, kok tumben pulang sendiri? Neng Syeila nya mana?”
Lisa :
“Lisa ada acara bu. Jadi tidak bisa mengantar Lisa pulang. Tapi tidak apa-apa
bu, jadinya kan Lisa tidak merepotkan Syeila.”
Ibu Lisa :
“Oh kalau begitu ya sudah. Ibu kira ada apa-apa..”
Lisa :
“Ah tidak apa-apa kok bu…”
Malamnya, Lisa ingin menelpon Syeila untuk memberi
tahu kejadian tadi siang yang menmpa Nerissa dkk, yang akhirnya membuat mereka
menjadi akrab. Namun sebelum Lisa menelpon, Syeila malah sudah menelpon duluan.
(percakapan dalam telepon)
Syeila :
“Hallo, Assalamuallaikum.”
Lisa :
“Walaikumusallam…”
Syeila :
“Bisa bicara dengan Lisa?”
Lisa :
“Iya ini saya sendiri. Ini Syeila ya? Ada apa syel, tumben malam-malam begini
telepon?”
Syeila :
“Begini Lis, besok pagi aku tidak bisa menjemputmu.”
Lisa :
“Ah tidak apa-apa.. tapi kamu berangkat kan Syel?”
Syeila :
“Tentu saja aku berangkat. Aku kan mau bertemu sahabatku..”
Lisa :
“Oh iya Syel, aku punya kabar gembira!”
Syeila :
“Apa itu Lis?”
Lisa :
“Sekarang Nerissa dkk sudah berubah.”
Syeila :
“Berubah bagaimana maksud kamu Lis,”
Lisa :
“Mereka sekarang sudah tidak sombong lagi. Sekarang mereka baik dengan kita.”
Syeila :
“Lhoh, kok bisa?”
Lisa :
“Ah sudahlah. Jangan di pikirkan. Yang penting sekarang kita punya sahabat
baru. Jadi sekarang kita bisa rame-rame kalau bermain.”
Syeila :
(dengan nada sendu) “Iya…”
Lisa :
“Syeila. Kamu menangis?”
Syeila :
“Ah tidak. Ya sudah dulu ya Lis,”
Belum sempat Lisa menjawab, Syeila sudah menutup
teleponnya. Itu semua membuat Lisa bingung. Semalaman Lisa terus memikirkan apa
yang sedang terjadi pada sahabatnya itu. Dia selalu berpikir.. apakah Syeila
sedang ada masalah??.
(pagi hari, dirumah Lisa)
Lisa :
“Bu, Lisa berangkat dulu ya,”
Ibu Lisa :
(nada bingung) “Lhoh tumben Neng Syeila tidak menjemput kamu?”
Lisa :
“Ah, tidak apa-apa Bu, mungkin Syeila sedang sibuk! Lisa berangkat ya bu, ”
Ibu Lisa :
(geleng-geleng kepala)
(sesampainya di sekolah)
Nerissa :
“pagi Lis,”
Lisa :
“Pagi..”
Patricia :
“Syeila mana Lis?”
Grace :
“kok tumben nggak bareng Syeila.”
Lisa :
“lhoh, aku pikir Syeila sudah berangkat.”
(perbincangan panjang)
Syeila :
“Pagi semua.”
Semua :
“Pagi…”
Bell berbunyi. Guru memesuki kelas. Pelajaran
dimulai. Didalam pelajaran, syeila terlihat murung. Sikap itu membuat lisa,
nerissa, patricia, grace bingung. Sampai pelajaran berakhirpun syeila tetap
begitu. Merekapun mencoba menanyakan itu kepada syeila.
Lisa :
“Syel, hari ini kamu kok murung? Ada masalah? Kalok ada masalah kamu cerita
dong!”
Syeila :
“Ahh… tidak ada apa-apa. Pulang sekolah nanti kamu pulang sendiri ya! Dan nanti
sore kamu jangan datang kerumahku dulu, dan besok aku juga tidak berangkat
sekolah.”
Lisa :
“Kenapa? Kamu sakit?”
Syeila :
“Sudahlah jangan khawatirkan aku. Aku tidak apa-apa.”
Lisa :
“Baiklah, sampai jumpa besok.”
Syeila tidak menjawab, dan langsung masuk kedalam
mobil. Itu semua membuat Lisa semakin bingung. Keesokan harinya syeila
benar-benar tidak berangkat. Ada apa dengan syeila? Pulang sekolahpun Lisa
masih bingung dan ingin menengok Syeila. Namun ia teringat akan janjinya kepada
syeila untuk tidak datang kerumah syeila hari ini ataupun besok.
Malam harinya Lisa menelpon syeila. Sudah berulang
kali lisa mencoba, tapi tida ada jawaban dari syeila.
Siang hari sepulang sekolah Lisa sudah tidak tahan
lagi untuk tidak bertemu syeila. Tingkat penasarannya pun memuncak. Diapun
memberanikan diri untuk datang kerumah Syeila.
(sesampainya dirumah Syeila)
Lisa :
“Assalamuallaikum…”
Paman Syeila :
“walaikumusallam..”
Lisa :
(bingung, Karena ia tidak mengenal orang yang ada di rumah syeila tersebut)
“Maaf, Syeilanya ada?”
Paman Syeila :
“oh ini adik lisa ya? Syeila sekarang sudah pindah rumah dan sekolah karena
ayahnya dipindah tugaskan ke Sulawesi. Syeila titip pesan kepada paman, untuk
menyampaikan pesan bahwa Syeila hanya akan pindah selama 2 tahun. Syeila
berharap lisa akan tetap menunggu syeila dan menjadi sahabat syeila. Mungkin
beberapa hari lagi, syeila akan mengirim surat untuk lisa.
Lisa :
“oh begitu ya paman. Kalau begitu saya permisi pamit pulang dulu.
Assalamualaikum…
Paman Syeila :
“Walaikumusallam.”
Dijalan lisa tertunduk lesu. Mungkin Syeila
merahasiakan semua ini untuk kebaikan mereka berdua. Lisa akan tetap menunggu
syeila sampai kapanpun…
selesai
jangan lupa cek link ini untuk tahu lebih banyak lagi tentang cerita penulis:https://www.youtube.com/watch?v=3ca_6v1GprI&feature=youtu.be
Nice, βúατ drama b. Indoku
BalasHapus