CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 20 Februari 2015

Contoh Naskah Drama Keluarga dan remaja "Peduli Apa!"

Peduli apa!

Pemain:
1.      Sandra             : sombong, manja
2.      Krisna              : perhatian, romantis
3.      Amel               : dewasa, penyayang
4.      Chika               : cerewer, anak kecil
5.      Milka               : cerewek, anak kecil
6.      Helmi              : bijaksana
7.      Bibi Wati         : perhatian, keibuan
8.      Pak Norman    : penurut
9.      Bang Wanto    : jawa medok

Sandra adalah seorang gadis berumur 15 tahun. Seorang anak ketiga dari 5 bersaudara. Sejak kematian orang tuanya 2 tahun lalu, sikap Sandra berubah. Sandra selalu merasa marah atas kematian kedua orang tuanya. Tahun lalu kakak pertamanya yaitu Helmi terpaksa harus pindah ke negeri seberang Malaysia untuk meneruskan perusahaan orang tua mereka yang diambang kebangkrutan tanpa sepengetahuan Sandra dan adik-adiknya. Namun, atas kerja keras helmi, perusahaan itu akhirnya membaik. Kakak keduanya yaitu amel selalu sibuk dengan kuliahnya dijurusan ekonomi bisnis. Sedangkan kedua adik kembarnya selalu berbuat rusuh dirumah. Sejak saat itulah sikap Sandra berubah menjadi arogan dan manja. Ia bahkan tak merasa sedih sekalipun mengingat orang tuanya yang telah tiada.


Suatu malam dipertengahan bulan juni 2014. Helmi baru saja pulang dari Malaysia setelah 1 tahun. Keluarga Sandra sedang makan malam dimeja makan. Dengan lauk pauk yang serba ada yang telah disiapkan oleh Bi Wati asisten rumah tangga keluarganya.
Helmi              : bagaimana dengan sekolahmu, San?
Sandra             : Peduli apa?
Amel               : Sandra. (menegur)
Helmi              : (hanya tersenyum. Helmi memaklumi hati Sandra yang masih labil dengan emosinya)
Sandra             : terlambat kak. Kenapa baru bertanya sekarang? Kemana kak Helmi tahun lalu? Masih menganggap Sandra sebagai adik kak Helmi?
Amel               : Sandra! Asal kamu tahu…..
Helmi              : sudah, Mel. Tidak baik berteriak didepan makanan. (memotong kalimat amel)
Sandra             : (mendengus dan membanting peralatan makannya, lalu pergi)

Pagi harinya.
Bi Wati            : (membuka pintu kamar Sandra)
Chika               : bibi. Bi wati mau apa?
Bi Wati            : ma membangunkan non Sandra, non.
Milka               : oh. Mau bangunin kak Sandra. Biar kita aja bi.
Bi Wati            : Baiklah non. Kalau begitu saya mau kembali ke dapur.

Chika               : kak Sandra kebo deh. Kok belum bangun jam segini
Milka               : iya. Kita aja udah bangun kan ya dari tadi
Chika               : kita bangunin yuk
Milka               : ayuk.
Chika, Milka   : kak Sandra. Kak Sandra. Kak Sandra
Sandra             : hih!! Apaan sih kalian ini. Mengganggu saja. pergi!!
Milka               : ayo bangun kak
Chika               : iya. Udah siang tauk
Sandra             : peduli apa! Mau siang mau malem, bodoh amat!

Sewaktu akan berangkat sekolah.
Bi Wati            : ini non bekalnya. Non Sandra kan belum sarapan.
Samdra            : ini lagi. Peduli apa! Nggak perlu.
Bi Wati            : tapi non….
Sandra             : udah. Kasih aja ke Chika sama Milka

Sesampainya disekolah.
Pak Norman    : Nanti dijemput jam berapa non?
Sandra             : peduli apa! Yaudah sih nanti aku kabari
Pak norman     : i...iya non.
Sandra             : (pergi)
Pak Norman    : peduli apa peduli apa (nyengir)

Disekolah sewaktu pelajaran olah raga. Sandra lemas karena tadi pagi belum sarapan. Tapi Sandra terlalu gengsi untuk meminta bentuan orang lain.
Krisna              : Sandra. Kamu nggak papa?
Sandra             : enggak. Nggak papa. Peduli apa!
Krisna              : aku Cuma….
Sandra             : Cuma Cuma… Cuma apa? Kemana aja? Kemaren yang janjinya mau nonton kemana? Kelaut?
Krisna              : (hanya bisa menghela nafas panjang melihat Sandra yang berjalan menjauhinya. Krisna sudah hafal dengan sikap rewel Sandra sejak mereka berpacaran 3 tahun lalu. Sejak sikap Sandra belum berubah.)


Tiba-tiba Sandra Terjatuh Pingsan. Krisna lantas menggendong Sandra ke UKS dan menelpon keluarganya. Dirumah hanya ada Bang Wanto, tukang kebun Sandra dan akhirnya datang ke sekolah Sandra, menjemputnya.
Bang Wanto    : non Sandra nggak papa kan saya boncengn naik motor? Mobilnya baru dipake pak Norman sama bi Wati ke supermarket. Dan Mobil nya mas Helmi dipakai sendiri buat kekantor.
Sandra             : Peduli apa! Lagian siapa suruh jemput sih!
Krisna              : aku yang nyuruh san.
Sandra             : apa apaan sih kamu. Peduli apa!
Krisna              : capek san denger kamu marah marah. Cukup segini aja san. (Krisna pergi)
Sandra             : (tercengang)
Bang Wanto    : Mari non….


Dirumah Sandra mengurung diri dikamarnya. Ia benar-benar tidak percaya Krisna meninggalkannya. Biasanya krisna selalu mengalah untuknya. Tapi kali ini. Besok adalah hari ulang tahun Sandra. Ia tak ingin menjadi jomblo dihari ulang tahunnya.
Sandra             : (menangis)
Amel               : (masuk kamar Sandra) kenapa san?
Sandra             : ngapain kak amel kesini? Peduli apa!
Amel               : kakak kan khawatir sama kamu. Katanya tadi kamu sakit.
Sandra             : semua udah telat kak! Kemana aja kakak selama ini?! Sibuk kuliah! Pernah kakak punya waktu buat aku? Enggak.
Amel               : Sandra… kakak….
Sandra             : Sandra nggak mau denger. Pergi!! Sandra benci kak Amel. Sandra benci kalian semua!!

Malamnya Sandra bermimpi. Dihari ulang tahun keesokkan harinya. Sandra bangun tidur dan mengecek ponselnya. Berharap ada ucapan ulang tahun dari krisna.
Sandra             : (memandang ponsel kecewa) apa krisna lupa?
Sandra mencoba melupakan masalahnya dengan krisna. Ia tersadar bahwa jam menunjukkan pukul 06.00 dan keadaan rumahnya sangat sepi. Tak ada suara brisik kedua adik kembarnya. Tak ada bau masakan bi wati, suara mobil yang dipanaskan pak norman, bang wanto yang biasanya bernyanyi sambil menyiram tanaman dikebun belakang, bahkan kak Amel dan Kak Helmi yang biasanya sudah sibuk sejak pagi pun tak terihat batang hidungnya. Kemana mereka? Sandra mencari keseluruh penjuru rumah dan tak ada mereka. Awalnya ia merasa senang karena tak ada orang-orang tidak penting yang hanya mengganggu kehidupannya. Tapi lama-lama Sandra merasa kesepian. Dia kelaparan dirumah. Tak bisa pergi kemana-mana karena ia belum bisa megendarai mobil, tak memiliki uang karena tak ada yang memeberinya uang saku, dan lain-lain.
Akhirnya ia menangis. Menyadari bahwa ia tak bisa hidup sendiri. Selama ini ia selalu menyalahkan orang lain. Menganggap mereka tidak penting. padahal Sandra membutuhkan mereka dalam kehidupannya. Ia adalah manusia yang memerlukan orang lain dalam hidupnya.

Amel               : (kaget melihat Sandra menangis dalam tidurnya.) Sandra bangun.
Sandra             : hah. Hah. Hah. Kak amel? (memeluk amel) maafin Sandra ya kak. Maafin Sandra atas semua kesalahan Sandra.
Amel               : amel. Ada apa?
Sandra             : mana yang lain? Kak Helmi? Chika dan Milka? Bi Wati? Pak norman? Bang Wanto? Sandra salah. Sandra harus minta maaf.
Amel               : (tersenyum melihat adiknya menyadari kesalahan yang telah ia lakukan.)
Sandra             : oh iya. Krisna.

Menelpon krisna.
Krisna              : hallo?
Sandra             : krisna…. Aku minta maaf. Aku tahu selama ini aku salah. Aku minta maaf. Aku janji ng……
Krisna              : peduli apa!!
Sandra             : Krisna… aku tahu kamu marah. Tapi….
Krisna              : aku bercanda. (tertawa).


-----END-----

jangan lupa cek link ini untuk tahu lebih banyak lagi tentang cerita penulis:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar